TEORI PEMROSESAN INFORMASI BERBANTUAN MEDIA



Pembelajaran berbantuan multimedia dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga terjadi proses belajar yang sesuai tujuan dan terkendali (Istiyanto, 2011). Menurut Mayer (2009:64), asumsi yang mendasari teori kognitif tentang  multimedia learning, yakni  dual-channel (saluran ganda), limited capacity (kapasitas terbatas), dan  active-processing (pemrosesan aktif). Asumsi saluran ganda (dual-channel assumption) menyatakan bahwa manusia memiliki saluran terpisah bagi pemrosesan informasi untuk materi visual dan materi auditori. Informasi berupa kata-kata diterima oleh mata dan telinga, sedangkan gambar diterima oleh mata yang merupakan memori sensorik. Setelah diseleksi oleh memori sensorik, informasi diteruskan ke memori kerja. Di dalam memori kerja, informasi diorganisasikan untuk diintegrasikan yang selanjutnya diteruskan ke memori jangka panjang.
Menurut Mayer dan Moreno (2010), teori kognitif pembelajaran yang disajikan pada Gambar 1 didasarkan pada teori beban kognitif dengan fokus mengurangi beban kognitif siswa. Teori beban kognitif memuat tiga jenis pengolahan kognitif selama belajar, yaitu:
1.      Beban kognitif intrinsic (intrinsic cognitive load) merupakan beban pikiran dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan tuntutan konten.
2.      Beban kognitif  germane (germane cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh tuntutan untuk mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya.
3.      Beban kognitif extraneous (extraneous cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh kerja pikiran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran (Clark et al, 2006).
Menurut Sweller (2009), jika kapasitas kognitif siswa kelebihan beban (overload cognitive) maka pembelajaran akan terganggu. Sehingga untuk mengatasi kesulitan belajar siswa antara lain melalui pembelajaran yang efektif dengan mengelola beban kognitif intrinsik, mengurangi beban kognitif extraneous dan meningkatkan beban kognitif germane (Kalyuga, 2009). Mayer dan Moreno (2010:131) menegaskan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dapat dibantu dengan multimedia, karena  multimedia efektif untuk mengelola beban kognitif intrinsic, mengurangi beban kognitif extraneous dan meningkatkan beban kognitif germane. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran berbantuan multimedia berdasarkan teori beban kognitif yang dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah program linear siswa
Berpikir adalah salah satu kemampuan yang harus diajarkan oleh guru kepada siswa. Banyak sekali aktivitas atau profesi manusia yang tergantung pada kemampuan yang satu ini. Berpikir hanya dapat dilakukan oleh manusia, tidak oleh makhluk lain. Tidak heran jika kemampuan berpikir disebut sebagai kemampuan yang membuat kita menjadi manusia. Sejak dulu manusia begitu tertarik untuk mempelajari dirinya sendiri. Salah satunya adalah bagaimana sebenarnya proses berpikir itu terjadi. Manfaat bagi guru ketika memahami proses berpikir pada manusia, ia dapat memaksimalkan pengajaran untuk para siswanya.

Salah satu teori yang membahas bagaimana proses berpikir manusia dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin pada tahun 1968. Kedua ahli psikologi kognitif ini berhasil memaparkan bagaimana perangkat berpikir manusia beserta proses yang terjadi secara jelas, logis dan sederhana. Teori mereka berdua dikenal dengan teori pemrosesan informasi.




Model Teori Pemrosesan Informasi Atkinson dan Shiffrin
(Gambar: Glassman & Hadad, 2009)

Berbicara tentang suatu proses berpikir secara umum, terdapat banyak hal yang terlibat dalam proses tersebut sejak awal. Diantaranya adalah peran ingatan atau memori serta perosesan informasi. Sudah semestinya perlu diketahui konsep tentang model ingatan dan pemrosesan informasi agar dapat melakukan analisa lebih jauh suatu proses berpikir.
Sebelum mengupas lebih lanjut tentang kedua hal tersebut, perlu mengenalkan lebih dahulu konsep yang juga juga terkait dengan keduanya. Yaitu, konsep tentang persepsi. Menurut Suharnan, 2005  persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus(rangsangan) yang diterima oleh alat indera  seperti, mata, telinga dan hidung. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa persepsi adalah proses penginterpretasian informasi yang diterima menggunakan alat indera.
Ada 3 aspek yang relevan dalam persepsi  yang berhubungan dengan kognisi manusia yaitu, pencatatan indera, pengenalan pola dan perhatian. Aspek pertama, pencataan indera adalah sebuah sistem ingatan yang dirancang untuk menyimpan sebuah rekaman mengenai informasi yang diterima oleh sel-sel reseptor. Pencatatan indera juga dikenal sebagai ingatan sensory yang dibedakan menjadi dua macam yaitu, iconic yaitu sistem pencatatan indera terhadap informasi visual, gambar dan benda konkrit dan echonic yaitu  sistem pencatatan indera terhadap informasi berupa suara.
Aspek kedua, pengenalan pola adalah proses transformasi dan pengorganisasian informasi yang masih kasar agar mempunyai makna atau arti tertentu. Aspek ini lebih dalam dari hanya sekedar menyimpan informasi yang masuk melalui reseptor, dengan kata lain dapat pula dikatakan bahwa aspek pengenalan pola ini adalah sebuah upaya untuk menata informasi yang masuk sesuai dengan karakteristik yang menonjol untuk ditempatkan sesuai dengan jenisnya.
Perhatian adalah aspek yang ketiga,  yang diartikan sebagai proses pemusatan aktivitas mental atau proses konsentrasi pikiran dengan mengabaikan rangsangan lain yang tidak berkaitan. Aktivitas ini menuntut pemusatan konsentrasi pikiran pada hal-hal yang menonjol dari sebuah informasi dan bekerja secara intens terhadap informasi tersebut dengan mengabaikan hal-hal yang tidak terkait.
Penerima informasi awal pada indera ini disebut sebagai memori sensorik (sensory memory). Menurut penelitian, informasi dari penglihatan hanya dapat bertahan kurang dari sedetik di memori sensorik, sedangkan informasi dari pendengaran dapat bertahan tiga sampai empat detik. Jika perhatian tidak diberikan pada informasi tersebut maka mereka akan hilang. Namun jika perhatian diberikan maka informasi akan diteruskan menuju memori jangka pendek (short term memory) yang dapat mempertahankan informasi hingga 15 detik.
Berdasar penjelasan tersebut kita dapat menyadari akan peran penting perhatian atau konsentrasi dalam memproses suatu informasi. Ratusan atau ribuan informasi sebenarnya berada di depan kita setiap saat. Namun jika kita tidak memperhatikannya maka sekian banyak informasi itu tidak akan memasuki pikiran.

Apa yang terjadi pada informasi di memori jangka pendek? informasi tersebut juga akan hilang jika kita tidak mengulang-ngulang perhatian padanya. Namun jika pengulangan dilakukan maka informasi dapat diteruskan ke memori jangka panjang (long term memory). Para peneliti menyatakan bahwa memori jangka panjang dapat menyimpan informasi sangat lama, tergantung pada penggunaannya. Jika teknik untuk meneruskan informasi ke memori jangka panjang adalah melalui pengulangan, kita menyebutnya sebagai proses menghafal atau mengingat.

Cara kedua untuk meneruskan informasi ke memori jangka panjang adalah dengan memahami (encoding). Maksudnya adalah menghubungkan informasi baru tersebut dengan berbagai informasi lama yang telah kita miliki (tersimpan dalam memori jangka panjang sebelumnya). Cara kedua ini diyakini membuat informasi dapat lebih tahan lama di memori kita. Selain itu dengan memahami maka semua informasi akan lebih bermanfaat dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.

Berbagai informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang, sewaktu-waktu dapat dipanggil oleh memori jangka pendek jika kita memerlukannya (misalnya ketika menghadapi masalah tertentu). Hingga saat ini para ahli belum dapat menentukan secara pasti berapa kapasitas penyimpanan memori jangka panjang manusia. Karena itu dikatakan bahwa kapasitas memori jangka panjang kita tidak terbatas.

Berdasarkan teori pemrosesan informasi ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para guru:
1.      Perhatian sangat penting, oleh karena itu selalu upayakan agar siswa anda benar-benar 
memperhatikan pelajaran. Meskipun mereka tampak melihat anda, namun belum tentu pikiran mereka perhatian kepada apa yang anda jelaskan.
2.      Sebaiknya lebih mengutamakan belajar dengan memahami dari pada melalui hafalan.


DAFTAR PUSTAKA
Clark, R., Nguyen, F., & Sweller, J. 2006. Efficiency in Learning: Evidence Based Guidelines to Manage Cognitive Load. San Francisco: Pfeiffer
Glassman, William E. Hadad, Marilyn. 2009. Approaches to Psychology. Edisi Lima. London: McGraw Hill Companies
Istiyanto. 2011.  Pengertian dan Manfaat Multimedia Pembelajaran, (Online), (http://istiyanto.com/pengertian-dan-manfaat-multimedia-pembelajaran) , diakses 11 Nopember 2011.
Mayer, RE & Moreno, R. 2010. TechniquesThat Reduce Extraneous Cognitive Load and Manage Intrinsic Cognitive Load during Multimedia Learning. Dalam JL. Plass, R. Moreno, & R. Brunken (Eds.). Cognitive Load Theory  (hlm.131-149). New York: Cambridge University Press.
Sweller, J. 2009. Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances. Dalam JL. Plass, R. Moreno, & R. Brunken (Eds.). Cognitive Load Theory (hlm.29-47). New York: Cambridge University Press.

Komentar

  1. jelaskan mengenai aspek pengenalan pola dan kaitannya dengan media pembelajaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. kaitannya yaitu pengenalan aspek pola merupakan dasar dalam pemilihan media dalam pembelajaran

      Hapus
  2. apa saja yang mempengaruhi lama tidaknya ingatan seseorang ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada faktor-faktor yang ternyata dapat mempengaruhi daya kerja ingatan, antara lain :

      1. Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
      2. Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya kerja atau prestasi ingatan.
      3. Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.
      4. Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang-orang yang sering bepergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt Lewin (1890-1947), seorang psikolog jerman, minat dan motivasi berarti konsentrasi energi (forces) pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi energi inilah yang menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan.

      Hapus
  3. tolong jelaskan penggunaan multimedia dalam pembelajaran? apakah berpengaruh terhadap proses penangkapan informasi oleh siswa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. multimedia dalam pembelajaran dapat membantu siswa dalam pengangkapan informasi, hal ini diperkuat dengan penyataan dari Levie dan Lents
      Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

      Fungsi atensi,
      Fungsi afektif,
      Fungsi kognitif,
      Fungsi kompensatoris.

      Fungsi Atensi

      Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

      Fungsi Afektif

      Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.

      Fungsi Kognitif

      Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

      Fungsi Kompensatoris

      Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[3]

      Hapus
  4. lebih mengutamakan belajar dengan memahami dari pada melalui hafalan.bagaimana peran multimedia pembalajaran dalam hal ini? sertakan contoh

    BalasHapus
    Balasan
    1. multimedia menyajikan suatu materi yang lebih terkonsep sehingga siswa dengan adanya multimedia dapat lebih mudah memahami materi yang sedang dipelajari

      Hapus
  5. bagaimana suatu informasi dapat diteruskan menjadi memori jangka panjang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana yang dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang.
      Sebelum masuk ke ingatan jangka panjang, informasi yang telah disaring pada ingatan jangka pendek, perlu dilakukan proses semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya saat kita mendengar seseorang yang mengatakan, “Atun dihina oleh Nana sampai sakit hati”, maka kita tidak hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti “Nana dihina Atun sampai sakit hati”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama. Dalam kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan kalimat itu, maka kita sedang melakukan semantic coding; tetapi kalau kita membayangkan reaksi dari Atun atau Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan imagery coding.
      Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan penyaringan informasi berdasarkan arti dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi, gambaran akibat dan sebagainya, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen.
      Tujuan sebuah informasi dimasukkan ke dalam memori jangka panjang adalah untuk Anda ingat selamanya. Hebatnya, ingatan yang telah tersimpan dalam ingatan jangka panjang bisa anda munculkan kembali saat Anda menginginkannya. Kemampuan mengenang atau menarik ingatan kembali ini disebut recall memory. Ketika seseorang yang anda sayangi pergi dari sisi anda, mungkin anda akan mengingat kembali kenangan-kenangan yang tersimpan dalam memori jangka panjang Anda. Anda dapat mengingat dengan sangat detil bahkan tanpa Anda sadari bahwa Anda telah menyimpan informasi tersebut. Anda mungkin mengenang tempat di mana Anda menghabiskan waktu dengan orang tersebut dengan mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan dengan akurasi yang mengejutkan.

      Hapus
  6. Perhatian sangat penting, oleh karena itu selalu upayakan agar siswa anda benar-benar
    memperhatikan pelajaran. Bagaimana cara menarik perhatian siswa agar mau memperhatikan saat proses pembelajaran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orientasi mengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi akademik, melainkan juga diarahkan untuk mengembangkan sikap dan minat belajar serta potensi dasar siswa.
      Topik-topik yang dipilih dan dipelajari didasarkan pada pengalaman anak yang relevan. Pelajaran tidak dipersepsi anak sebagai tugas atau sesuatu yang dipaksakan oleh guru, melainkan sebagai bagian dari atau sebagai alat yang dibutuhkan dalam kehidupan anak.
      Metode mengajar yang digunakan harus membuat anak terlibat dalam suatu aktivitas langsung dan bersifat bermain yang menyenangkan.
      Dalam proses belajar perlu diprioritaskan kesempatan anak untuk bermain dan bekerjasama dengan orang lain.
      Bahan pelajaran yang digunakan hendaknya bahan yang konkret
      Dalam menilai hasil belajar siswa, para guru tidak hanya menekankan aspek kognitif dengan menggunakan tes tulis, tetapi harus mencakup semua domain perilaku anak yang relevan dengan melibatkan sejumlah alat penilaian.

      Hapus
  7. sedikit menambahkan
    Menurut Mayer dan Moreno (2010), teori kognitif pembelajaran yang disajikan pada Gambar 1 didasarkan pada teori beban kognitif dengan fokus mengurangi beban kognitif siswa. Teori beban kognitif memuat tiga jenis pengolahan kognitif selama belajar, yaitu:
    1. Beban kognitif intrinsic (intrinsic cognitive load) merupakan beban pikiran dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan tuntutan konten.
    2. Beban kognitif germane (germane cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh tuntutan untuk mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya.
    3. Beban kognitif extraneous (extraneous cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh kerja pikiran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

    BalasHapus
  8. jelaskan maksud dari Proses pembelajaran yang efektif terletak pada optimalisasi beban kognitif dalam kapasitas memori kerja siswa yang terbatas, beserta contohnya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksudnya pada siswa yang memiliki memori kerja siswa yang rendah, guru berusaha untuk mengoptimalkan beban kognitif siswa sehingga siswa mampu memahami materi yang sulit atau terjadi prosews pembelajaran yang efektif. contoh, siswa kelas x rata2 masih belum mampu memahami materi koloid, sehingga agar terjadi proses pembelajaran yang efektif seorang guru harus mampu mengoptimalisasikan beban kognitif siswa tersebut sehingga siswa tsb mampu memahami materi koloid dengan baik

      Hapus
  9. bagaimana cara mengolah informasi yang kita dapat agar dapat masuk kedalam memori jangka panjang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
      Suatu proses penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang, sehingga dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa penyimpanan jangka panjang adalah penyimpanan jangka pendek yang mendapat pengulangan. Kata lainnya kata lainnya penyimpanan jangka panjang tidak akan terbentuk tanpa adanya pengulangan.
      Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10 menit daripada 1 × 60 menit.
      Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah adalah:
      1. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
      2. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
      3. Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.

      Hapus
  10. Ada 3 aspek yang relevan dalam persepsi yang berhubungan dengan kognisi manusia yaitu, pencatatan indera, pengenalan pola dan perhatian. Berikan contohnya!

    BalasHapus
  11. Manfaat teori pemrosesan informasi antara lain:
    1.Membantu terjadinya proses pembelajaran sehungga individu mampu beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah
    2.Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
    3.Kapasilitas belajar dapat disajikan secara lengkap
    4.Prinsip perbedaan individual terlayani.
    Hambatan teori pemrosesan informasi antara lain:
    1.Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal
    2.Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
    3.Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan
    4.Kemampuan otak tiap individu tidak sama.

    BalasHapus
  12. media yang seperti apa yang dapat membantu pemprosesan informasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua media pendidikan dapat membantu pemrosesan informasi karena tujuan digunakannya media yaitu untuk mempermudah pemrosesan informasi itu sendiri

      Hapus
  13. aya ingin bertanya bagaimana Implikasi dari teori pemrosesan informasi yang memandang belajar adalah pengkodean informasi ke dalam memori manusia. Sebutkan contohnya.

    BalasHapus
  14. Sebaiknya lebih mengutamakan belajar dengan memahami dari pada melalui hafalan, mengapa demikian? Mohon dijelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena dengan memahami kita dapat mengingat suatu informasi lebih lama dibandingkan dengan sekedar menghapal

      Hapus
  15. Bisakah Anda jelaskan pengaruh Multimedia terhadap pemprosesan informasi oleh siswa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap siswa mempunyai kecenderungan untuk selalu berintegrasi dengan sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Apabila sesuatu itu memberikan rasa senang, bahagia, dan bermanfaat kepada dirinya, kemungkinan ia akan mudah merespon terhadap sesuatu itu.

      Dalam hal ini, media yang disampaikan guru merupakan suatu karakteristik efektif yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, sehingga dapat dilihat langsung hasilnya antara yang memberikan respon positif dan negative terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

      Hamalik mengungkapkan bahwa penggunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pendidikan juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, mengajukan data yag menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memudahkan informasi.

      Hapus

Posting Komentar