Salah satu
ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau
informasi kepada penerima yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan
respons siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif. Pesan dan
informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana dan bisa pula
pesan yang amat kompleks. Akan tetapi, yang terpenting adalah media itu
disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa
dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu,
perlu dirancang dan dikembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif yang
dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan
kegiatan pembelajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya
pembelajaran.
Pesan-pesan
multimedia hendaknya dirancang dengan mengikuti cara belajar manusia (cara otak
bekerja). Richard E. Mayer (2009) menyatakan pesan multimedia yang dirancang
dengan tata cara otak manusia bekerja akan lebih mungkin pembelajaran menjadi
lebih bermakna dibandingkan dengan pesan multimedia yang tidak dirancang dengan
mengikuti cara kerja otak manusia. Oleh karena itu Richard E. Mayer menawarkan
lima tahapan dalam merancan pesan multimedia yaitu; (1) memilih kata-kata yang
relevan dari teks dan narasi yang tersaji, (2) memilih gambar-gambar yang
relevan dari ilustrasi yang tersaji, (3) mengatur kata-kata yang terpilih
kedalam represendasi verbal yang koheren, (4 ) mengatur gambar-gamabr yang
tersaji kedalam representasi visual yang koheren dan (5) memadukan representasi
verbal dan representasi visual secara koheren. Untuk memperoleh multimedia yang
dapat meningkatkan pemahaman siswa dan memiliki kualitas tampilan yang baik
maka desain pesan multimedia perlu dipadukan dengan prinsip-prinsip desain
multimedia. Lebih lanjut Richard E. Mayer (2009) menyebutkan tujuh prinsip
desain multimedia untuk dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan belajar
siswa. Prinsip-prinsip tersebut telah dibuktikan melalui penelitian oleh
Richard E Mayer dengan menggunakan tes retensi (mengingat) dan tes transfer
(memahami).
1.
Prinsip
multimedia
Prinsip multimedia berbunyi murid
bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada dari
kata-kata saja (Mayer, 2009:93). Yang dimaksudkan dengan kata-kata adalah teks
tercetak di layar yang dibaca pengguna atau teks ternarasikan yang didengar
pengguna melalui speaker atau headset. Yang dimaksudkan dengan gambar adalah
ilustrasi statis seperti gambar, diagram, grafik, peta, foto, atau gambar
dinamis seperti animasi dan video. Clark & Mayer (2011:70) menggunakan
istilah penyajian multimedia untuk menyebut segala penyajian yang berisi
kata-kata dan gambar.
Mayer (2009:93) beralasan bahwa saat
kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara bersamaan, siswa punya kesempatan
untuk mengkonstruksi model-model mental verbal dan piktorial dan membangun
hubungan di antara keduanya. Sedangkan jika hanya kata-kata yang disajikan,
maka siswa hanya mempunyai kesempatan kecil untuk membangun model mental
piktorial dan kecil pulalah kemungkinannya untuk membangun hubungan di antara
model mental verbal dan piktorial.
Siswa dapat belajar lebih baik dari
kata-kata dan gambar-gambar daripada hanya kata-kata saja. Apabila pengembang
multimedia pembelajaran menginginkan peningkatan pemahaman dan meningkatkan
mutu desain multimedia maka sajian multimedia hendaknya memadukan dua kata-kata
(teks) dan diikuti dengan sajian gambar.
2. Prinsip keterdekatan
a. Prinsip keterdekatan ruang (spatial contiguity principle)
Prinsip keterdekatan ruang menyatakan
bahwa siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata tercetak dan gambar-gambar
yang terkait disajikan saling berdekatan daripada disajikan saling berjauhan
(Mayer, 2009:119).
Alasan Mayer (2009:119) berkaitan
prinsip keterdekatan ruang adalah saat kata-kata dan gambar terkait saling
berdekatan di suatu layar, maka murid tidak harus menggunakan sumber-sumber
kognitif untuk secara visual mencari mereka di layar itu. Siswa akan lebih bisa
menangkap dan menyimpan mereka bersamaan di dalam memori kerja pada waktu yang
sama
Siswa dapat belajar lebih baik saat
kata-kata dan gambar-gambar terkait
disajikan secara berdekatan daripada saat disajikan saling berjauhan
dalam halaman atau layar slide. Gambar dan kata-kata yang disajikan haruslah
berdekatan dalam on-screen. Gambar dan teks/ kata yang berjauhan akan menyulitkan bagi siswa untuk memahami-nya
atau bisa jadi bias makna yang disebabkan tek dan gambar yang berjauhan
tersebut.
b. Prinsip keterdekatan waktu
Sedangkan prinsip keterdekatan waktu
menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika kata-kata ternarasikan dan
gambar-gambar yang terkait (animasi atau video) disajikan pada waktu yang sama
(simultan) (Mayer, 2009:141).
Mayer (2009:141) beralasan bahwa saat
bagian narasi dan bagian animasi terkait disajikan dalam waktu bersamaan, siswa
lebih mungkin bisa membentuk representasi mental atas keduanya dalam memori
kerja pada waktu bersamaan. Hal ini lebih memungkinkan siswa untuk membangun
hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual.
Siswa dapat belajar lebih baik saat
kata-kata dan gambar terkait disajikan secara simultan (berbarengan) daripada
suksesif (bergantian). Untuk
meningkatkan pemehaman siswa gambar dan teks/kata sebaiknya disajikan
secara berbarengan dalam on-screen bukan bergantian sebab jika disajikan secara
bergantian dapat menyebabkan terjadi kesalahan dalam memproses informasi yaitu
hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual tidak
terjadi.
4.Prinsip Koherensi
Prinsip koherensi menyatakan bahwa
siswa bisa belajar lebih baik jika hal-hal ekstra disisihkan dari sajian
multimedia (Mayer, 2009:167). Prinsip koherensi terbagi atas tiga versi, yaitu
pembelajaran siswa terganggu jika gambar-gambar menarik namun tidak relevan
ditambahkan (Mayer, 2009:170; Clark & Mayer, 2011:159), pembelajaran siswa
terganggu jika suara dan musik menarik namun tidak relevan ditambahkan (Mayer,
2009:181; Clark & Mayer, 2011:153), dan pembelajaran siswa akan meningkat
jika kata-kata yang tidak dibutuhkan disisihkan dari presentasi multimedia (Mayer
2009:188; Clark & Mayer, 2011:166).
Mayer (2009:167) mengemukakan alasan
teoretis bahwa materi ekstra selalu bersaing memperebutkan sumber-sumber
kognitif dalam memori kerja sehingga bisa mengalihkan perhatian siswa dari
materi yang penting. Hal-hal ekstra juga bisa menganggu proses penataan materi
dan bisa menggiring siswa untuk menata materi di atas landasan tema yang tidak
sesuai.
Siswa dapat belajar lebih baik saat
kata-kata, gambar-gambar atau suara-suara ekstra/tambahan dibuang daripada
dimasukkan. Unsure-unsur tambahan yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan dalam
tampilan on-screen, karena unsure tambahan tersebut akan mengalihkan perhatian
siswa dari materi yang penting, bisa menggangu proses penataan materi, dan
dapat menggiring siswa pada materiyang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5.Prinsip modalitas
Prinsip modalitas menyatakan bahwa
siswa bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi (kata yang terucapkan)
daripada dari animasi dan kata tercetak di layar (Mayer, 2009:197). Berdasarkan
teori kognitif dan bukti riset, Clark & Mayer (2011:117) menyarankan untuk
menarasikan teks daripada menyajikan teks tercetak di layar saat gambar (statis
maupun bergerak) menjadi fokus kata-kata dan saat keduanya disajikan pada waktu
yang bersamaan.
Mayer (2009:197) beralasan bahwa jika
gambar-gambar dan kata-kata sama-sama disajikan secara visual, maka saluran
visual akan menderita kelebihan beban tapi saluran auditori tidak termanfaatkan.
Jika kata-kata disajikan secara auditori, mereka bisa diproses dalam saluran
auditor, sehingga saluran visual hanya memproses gambar.
Siswa dapat belajar lebih baik dari
animasi dan narasi daripada animasi dan teks on-screen. Gambar-gambar dan
kata-kata sama disajikan secara visual (yakni sebagai animasi dan teks) akan
menyebabkan saluran visual/pictorial kelebihan beban sebaliknya saluran
auditori/verbal tidak termanfaatkan. Oleh karena itu dlam pengembangan
multimedia saluaran visual dan auditori digunakan secara seimbang.
6. Prinsip redundansi
Prinsip redundansi menyatakan bahwa
siswa belajar lebih baik dari gambar dan narasi daripada dari gambar, narasi, dan
teks tercetak di layar (Mayer, 2009:215). Implikasi dari hal ini adalah saran
dari Clark & Mayer (2011:125) untuk tidak menambahkan teks tercetak di
layar ke gambar yang sedang dinarasikan.
Clark & Mayer (2011:135)
mengemukakan alasan bahwa siswa akan lebih memperhatikan teks tercetak di layar
daripada ke gambar yang berkaitan. Saat mata mereka fokus di kata-kata
tercetak, siswa tidak bisa melihat ke gambar yang sedang dinarasikan. Juga,
siswa berusaha membandingkan teks tercetak dengan narasi yang diucapkan
sehingga membebani proses kognitif. Karena itulah, untuk gambar yang sedang
dinarasikan, hendaknya tidak ditambahkan teks tercetak di layar.
Siswa dapat belajar lebih baik dari
animasi dan narasi darpada animasi, narasi dan teks on-screen. Jika kata-kata
dan gambar-gambar disajikan secara visual yakni animasi dan teks akan
menyebabkan saluran visual kelebihan beban sehingga pemrosesan informasi kurang
maksimal.
7. Prinsip perbedaan individual
Pengaruh desain lebih kuat terhadap
siswa berpengatahuan rendah daripada
siswa berpengetahuan tinggi, dan siswa berkemampuan spatial tinggi lebih baik
daripada siswa berspasial rendah. Penggunaan multimedia sebainya digunakan
padasiswa yang belum mempelajari materi
bukan untuk mengulang (remidi), sebab siswa yang memiliki pengetahuan kurang
tertarik pada unsur-unsur multimedia. Begitujuga siswa yang kemampuan spasial
rendah juga tidak begitu tertarik dengan tampilan multimedia.
8. Prinsip Personalisasi
Prinsip personalisasi menyarankan
agar pengembang multimedia menggunakan gaya percakapan dalam narasi daripada
gaya formal (Clark & Mayer, 2011:182). Gaya percakapan di antaranya dicapai
dengan menggunakan bahasa orang pertama dan orang kedua serta dengan suara
manusia yang ramah.
Clark & Mayer (2011:184) menyatakan
bahwa riset dalam proses diskursus menunjukkan bahwa manusia bekerja lebih
keras untuk memahami materi saat mereka merasa berada dalam percakapan dengan
seorang teman, daripada sekadar menerima informasi. Mengekspresikan informasi
dalam gaya percakapan dapat merupakan cara untuk mempersiapkan proses kognitif
siswa. Clark & Mayer (2011:184) menambahkan pula bahwa instruksi yang
mengandung petunjuk sosial seperti gaya percakapan mengaktifkan perasaan
kehadiran sosial, yaitu perasaan sedang dalam percakapan dengan pengarang.
Perasaan kehadiran sosial ini mengakibatkan pembelajar terlibat dalam proses
kognitif yang lebih dalam selama belajar dengan berusaha lebih keras memahami
apa yang pengarang ucapkan, yang hasilnya adalah hasil belajar yang lebih baik.
9. Prinsip Segmentasi dan Prinsip Pra-latihan
Prinsip segmentasi menyarankan untuk
memecah materi pelajaran yang besar menjadi segmen-segmen yang kecil (Clark
& Mayer, 2011:207). Saat sebuah materi pembelajaran kompleks, materi itu
perlu dibuat menjadi sederhana dengan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang
dapat diatur kemunculannya.
Clark & Mayer (2011:210)
beralasan bahwa saat siswa menerima sajian yang berkelanjutan dan berisi
konsep-konsep yang saling berhubungan, hasilnya adalah sistem kognitif menjadi
kelebihan muatan, terlalu banyak pemrosesan yang dibutuhkan. Siswa tidak
mempunyai kapasitas kognitif yang cukup untuk dilibatkan dalam pemrosesan
esensial yang dibutuhkan untuk memahami materi tersebut. Solusi masalah di atas
adalah membagi-bagi materi pelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat diatur,
misalnya dengan memberi tombol “Lanjutkan”.
Prinsip pra-latihan menyarankan untuk
memastikan siswa mengetahui nama dan karakteristik konsep-konsep penting (Clark
& Mayer, 2011:212). Sebelum siswa belajar proses atau mengerjakan latihan
pada suatu multimedia interaktif, hendaknya siswa diberi materi konsep-konsep
penting berkaitan dengan proses yang akan dipelajari atau latihan yang akan dikerjakan.
Contohnya, sebelum siswa melihat video demonstrasi cara membuat tabel basis
data, siswa perlu mengetahui apa itu tabel, field, dan primary key.
Clark & Mayer (2011:215)
menyatakan bahwa pra latihan dapat membantu pemula untuk mengelola pemrosesan
materi kompleks dengan mengurangi jumlah pemrosesan esensial yang mereka
lakukan saat presentasi disajikan. Saat siswa sudah mengetahui apa itu primary
key, mereka bisa mengalokasikan proses kognitif untuk membangun model mental
bagaimana peran primary key dalam perancangan sebuah tabel. Dengan demikian,
alasan diperlukannya prinsip pra-latihan adalah prinsip ini membantu
pengelolaan pemrosesan esensial yang dilakukan siswa dengan mendistribusikan
materi-materi ke dalam bagian pra-latihan dari materi pembelajaran.
10. Prinsip Sinyal
Siswa belajar lebih baik ketika
kata-kata, diikuti dengan cue, highlight, penekanan yang relevan terhadap apa
yang disajikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2014. Prinsip-Prinsip Multimedia
Pembelajaran. https://wirawax.wordpress.com/2014/08/14/prinsip-prinsip-multimedia-pembelajaran/
(Diakses pada 02 Februari 2017)
Mayer,
Richard E. 2009. Multimedia Learning.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
jelaskan menurut anda Multimedia yang seperti apa yang cocok digunakan dalam pembelajaran di indonesia ?
BalasHapusmultimedia yang cocok digunakan dalam pembelajaran di indonesia adalah multimedia yang mengikuti kriteria sbg berikut:
HapusSesuai Dengan Tujuan
Media pembelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan instruksional dimana akan lebih baik jika mengacu setidaknya dua dari tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini bertujuan agar media pembelajaran sesuai dengan arahan dan tidak melenceng dari tujuan. Media pembelajaran juga bukan hanya mampu mempengaruhi aspek intelegensi siswa, namun juga aspek lain yaitu sikap dan perbuatan.
Tepat Mendukung Materi yang Bersifat Fakta, Konsep, Prinsip, dan Generalisasi
Tidak semua materi dapat disajikan secara gamblang melalui media pembelajaran, terkadang harus disajikan dalam konsep atau simbol atau sesuatu yang lebih umum baru kemudian disertakan penjelasan. Ini memerlukan proses dan keterampilan khusus dari siswa untuk memahami hingga menganalisis materi yang disajikan. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya mampu diselaraskan menurut kemampuan dan kebutuhan siswa dalam mendalami isi materi.
Praktis, Luwes, dan Bertahan
Media pembelajaran yang dipilih tidak harus mahal dan selalu berbasis teknologi. Pemanfaatan lingkungan dan sesuatu yang sederhana namun secara tepat guna akan lebih efektif dibandingkan media pembelajaran yang mahal dan rumit. Simpel dan mudah dalam penggunaan, harga terjangkau dan dapat bertahan lama serta dapat digunakan secara terus menerus patut menjadi salah satu pertimbangan utama dalam memilih media pembelajaran.
Mampu dan Terampil Menggunakan
Apapun media yang dipilih. guru harus mampu menggunakan media tersebut. Nilai dan manfaat media pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana keterampilan guru menggunakan media pembelajaran tersebut. Keterampilan penggunaan media pembelajaran ini juga nantinya dapat diturunkan kepada siswa sehingga siswa juga mampu terampil menggunakan media pembelajaran yang dipilih.
Pengelompokan Sasaran
Siswa terdiri dari banyak kelompok belajar yang heterogen. Antara kelompok satu dengan yang lain tentu tidak akan sama. Untuk itu pemilihan media pembelajaran tidak dapat disama ratakan, memang untuk media pembelajaran tertentu yang bersifat universal masih dapat digunakan, namun untuk yang lebih khusus masing-masing kelompok belajar harus dipertimbangkan pemilihan media pembelajaran untuk masing-masing kelompok.
Hal yang perlu diperhatikan mengenai kelompok belajar siswa sebagai sasaran ini misalnya besar kecil kelompok yang bisa digolongkan menjadi 4 yaitu kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. Latar belakang secara umum tiap kelompok perli diperhatikan seperti latar belakang ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Kemampuan belajar masing-masing siswa dalam kelompok juga wajib diperhatikan untuk memilih mana media pembelajaran yang tepat untuk dipilih.
Mutu Teknis
Pemilihan media yang akan digunakan harum memenuhi persyaratan teknis tertentu. Guru tidak bisa asal begitu saja menentukan media pembelajaran meskipun sudah memenuhi kriteria sebelumnya. Tiap produk yang dijadikan media pembelajaran tentu memiliki standar tertentu agar produk tersebut laik digunakan, jika produk tersebut belum memiliki standar khusus guru harus mampu menentukan standar untuk produk tersebut agar dapat digunakan untuk media pembelajaran.
Apakah semua prinsip yang telah anda jelaskan dapat diterapkan secara bersamaan? dan dari 9 prinsip tersebut prinsip mana yang menurut anda sulit untuk diterapkan?
BalasHapusbisa, tergantung pada pemilihan medianya. menurut saya prinsip personalisasi
Hapussedikit menmbahkan eberapa pedoman yang digunakan dalam memilih media pembelajaran antara lain:
BalasHapus1. Sebelum memilih media pembelajaran, pembelajar perlu menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. Semua, masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Penggunaan berbagai media pembelajaran yang disusun dengan serasi dalam proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar pebelajar, bukan karena kesenangan pembelajar atau sekedar sebagai selingan.
3. Pemilihan media hendaknya memperhatikan syaray-syarat :
a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Ketersediaan bahan media.
c. Biaya pengadaan,
d. Kualitas atau mutu teknik, penggunaan berbagai macam media pembelajaran.
Apakah prinsip yang telah disebutkan, masing2 nya saling berkorelasi atau bisa kah jika salah 1 prinsip tidak dijalankan atau salah 1 nya saja yang dijalankan?
BalasHapusbebrapa diantara prinsip2 tersebut memiliki korelasi. dalam multimedia pembelajaran apabila telah memenuhi salah satu prinsip tersebut maka sudah dapat dikatakan sebagai multimedia yang baik. jadi bisa jika hanya terdapat salah satunya saja
Hapusmenurut anda Apakah prinsip-prinsip ini harus berjalan seluruhnya?
BalasHapusmenurut saya tidak, prinsip-prinsip tersebut tidak harus terdapat dalam suatu media pembelajaran secara keseluruhan (semuanya).
Hapusmenurut anda prinsip mana yang paling sulit untuk diterapkan?
BalasHapusmenurut saya prinsip yang paling sulit yaitu:
HapusPrinsip Segmentasi dan Prinsip Pra-latihan
Prinsip segmentasi menyarankan untuk memecah materi pelajaran yang besar menjadi segmen-segmen yang kecil (Clark & Mayer, 2011:207). Saat sebuah materi pembelajaran kompleks, materi itu perlu dibuat menjadi sederhana dengan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang dapat diatur kemunculannya.
jelaskan prinsip apa yang paling penting dalam multimedia pembelajaran?
BalasHapussemua prinsip tersebut penting dalam multimedia pembelajaran, karena setiap prinsip tersebut mengupayakan agar multimedia yang kita gunakan lebih efektif
Hapusjika salah satu prinsip diatas tidak terpenuhi apakah masih dapat dikatakan multimedia pembelajaran? jelaskan!
BalasHapusbisa, contohnya apabila kita menggunakan ppt dan menampilkan gambar yang disertai dengan penjelasan di dekta gambar tersebut maka media tersebut hanya memiliki prinsip keterdekatan ruang
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus
BalasHapusBerikan contoh pada Prinsip Segmentasi dan Prinsip Pra-latihan ?
Sebelum siswa belajar proses atau mengerjakan latihan pada suatu multimedia interaktif, hendaknya siswa diberi materi konsep-konsep penting berkaitan dengan proses yang akan dipelajari atau latihan yang akan dikerjakan. Contohnya, sebelum siswa melihat video demonstrasi cara membuat tabel basis data, siswa perlu mengetahui apa itu tabel, field, dan primary key.
HapusSedikit menambahkan.
BalasHapusPrinsip-Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain:
a. Media yang digunakan harus sesuai dengan hasil yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Isi dari media harus tepat untuk mendukung materi pelajaran, agar dapat membantu proses pembelajaran yang efektif, media harus sesuai dan selaras dengan kebutuhan pembelajaran dan kemampuan siswa.
c. Media sebaiknya praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, yang mudah diperoleh, atau mudah dibuat oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun.
d. Guru terampil menggunakan media tersebut. Ini merupakan salah satu kriteria utama, apapun media yang digunakan guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat dari media ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
e. Pengelompokkan sasaran. Media yang layak dan efektif untuk sebuah kelompok kecil atau perorangan, belum tentu menjadi efektif jika digunakan dalam sebuah kelompok besar.
f. Mutu teknis. Pengembangan visual harus memenuhi persyaratan teknis tertentu, misalnya pada sebuah slide informasi utama yang disampaikan tidak boleh terganggu dengan elemen latar belakang.
Keberhasilan penggunaan media pembelajaran tergantung dari beberapa faktor, seperti proses kognitif dan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu para ahli mengajukan prinsip-prinsip kelayakan media pembelajaran sehingga menghasilkan media pembelajaran yang efektif.
adakah prinsip yang mendasar dalam pemilihan media pembelajaran?
BalasHapusPrinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Hapussehingga dalam pemilihan suatu media harus memperhatikan prinsip-prinsip tersebut
siswa yang memiliki pengetahuan kurang tertarik pada unsur-unsur multimedia, bagaimana anda bisa membuat siswa tertarik lagi?
BalasHapusApa yang akan terjadi apabila dalam media pembelajaran tidak menggunakan prinsip
BalasHapusApa yang menjadi tolak ukur sebuah media itu bisa layak untuk dipakai?
BalasHapustolak ukur suatu media layak di pakai yaitu kesesuaian terhadap tujuan yang hendak di capai serta sesuai dengan prinsip-prinsip multimedia yang telah terlera di atas
Hapus